Pages

Jumat, 22 Juni 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GAGAL JANTUNG


ASUHAN KEPERAWATAN PADA GAGAL JANTUNG
A.    DEFINISI
Gagal jantung adalah suatu keadaan patologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.
B.     ETIOLOGI
1.      Ketidakmampuan miokard berkontraksi sempurna (kegagalan miokard) secara umum disebabkan oleh:
a.       Stroke volume dan cardiac output menurun hal ini terjadi pada MCI, cardiomiopati dan miocarditis.
b.      Beban tenaga berlebihan (Afterload meningkat) sehingga pengosongan ventrikel terhambat menyebabkan stoke volume menurun hal ini dapat terjadi pada hipertensi dan stenosis aorta.
c.       Kebutuhan metabolisme meningkat pada anemia, demam dan tirotoksikosis
d.      Hambatan pengisian ventrikel, output ventrikel berkurang, cardiac output menurun, bendungan arteri pulmonalis dan beban sistolik pada ventrikel kanan.
2.      Faktor Predisposisi Gagal Jantung
Adalah penyakit yang menimbulkan penurunan fungsi ventrikel seperti penyakit arteri koroner, hipertensi, kardiomiopati, penyakit pembuluh darah atau penyakit congenital, dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti stenosis mitral, kardiomiopati atau penyakit pericardial.
3.      Faktor Pencetus
Asupan natrium meningkat, ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung, infark miokard akut esensial, serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis infektif.
C.    MANIFESTASI KLINIK
1.      Pembagian gagal jantung
a.       Gagal jantung kiri (decompensasio cordis sinistra)
b.      Gagal jantung kanan (decompensasio cordis dextra)
c.       Gagal jantung kongestif (Congestive Hearth Failure): Gabungan gagal jantung kiri dan kanan
2.      Tanda dan gejala gagal jantung
a.       Gagal jantung kanan:
-          Oedema/pitting oedema
-          Anoreksia/perut kembung
-          Neusea
-          Asites
-          Tekanan vena jugularis meningkat
-          Pulsasi vena jugularis
-          Hepatomegali
-          Fatique
-          Hipertropi jantung kanan
-          Irama derap/gallop ventrikel kanan
-          Irama derap/gallop atrium kanan
-          Murmur
-          Tanda-tanda penyakit paru kronik
-          Bunyi paru-paru mengeras
-          Hidrothorax
b.      Gagal jantung kiri
-          Lemas/fatique
-          Berdebar-debar
-          Sesak nafas (dispnea d’effort)
-          Orthopnea
-          Dyspnea noctural paroximal
-          Pembesaran jantung
-          Keringat dingin
-          Takhikardia
-          Kongesti vena pulmonalis
-          Ronchi basah dan wheezing
-          Terdapat BJ III dan IV (gallop)
-          Cheynes stokes
3.      Klasifikasi keterbatasan fungsional berdasarkan kategori New York Heart Association (NYHA)
a.       Kelas 1: Tidak ada pembatasan aktivitas sehari-hari
b.      Kelas 2: Aktivitas sehari-hari menimbulkan sesak nafas, kelelahan atau palpitasi
c.       Kelas 3: Aktivitas yang kurang pada pekerjaan sehari-hari sudah menimbulkan sesak nafas, kelelahan dan palpitasi
d.      Kelas 4: Pasien dengan keluhan walaupun pada waktu istirahat
D.    PENATALAKSANAAN
1.      Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat dan pembatasan aktivitas
2.      Memperbaiki kontraktilitas obat jantung
a.       Mengatasi keadaan yang reversibel, termasuk tirotoksikosis, miksedema dan aritmia
b.      Digitalis
3.      Menurunkan beban jantung
a.       Menurunkan beban awal (preload) dengan diet rendah garam, diuretic, vasodilator
b.      Menurunkan beban akhir (afterload) dengan dilator arteriol
E.     KOMPLIKASI
1.      Edema paru
2.      Fenomena emboli
3.      Gagal/infark paru àgagal nafas
4.      Carcinogenic syok
F.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Foto Thoraks: mengidentifikasi kardiomegali, infiltrate prekordial kedua paru dan efusi pleura
2.      EKG: Mengidentifikasi penyakit yang mendasari seperti infark miokard dan aritmia
3.      Pemeriksaan lain: Hb, leukosit, ekokardiografi, fungsi ginjal, fungsi tiroid dilakukan atas indikasi
G.    ANALISA DATA
No
Data
Kemungkinan Penyebab
Masalah
1
DS:
Klien mengatakan:
-  Nyeri dada
-  Frekuensi BAK menurun/< 4x/hari
-  Berkeringat dingin
DO:
-  TD: >160/90 mmHg atau < 90/60 mmHg
-  N: > 80 x/mnt
-  Kulit dingin, berkeringat
-  BJ S3, S4
-  Ortopnea
-  Pembesaran hepar
-  Produksi urine < 400 cc/hr
-  Distensi vena jugularis
-  Hasil EKG: takikardia, disritmia
-  Capillary refill time > 3 dtk
Penyakit jtg            Penyakit jtg
Congenital              koroner,
↓                             miokarditis,
Volume darah         kardiomiopati
dalam ventrikel       ↓
meningkat               Kerusakan otot
                               jantung
                               Kontraktilitas
                               miokard
                               menurun

Kemampuan pengosongan ventrikel menurun
Beban ventrikel meningkat
Volume sekuncup menurun
Cardiac output menurun
Penurunan curah jantung
2
DS:
Klien mengatakan:
-  Cepat lelah
-  Berdebar-debar, nyeri dada
-  Pusing bila bergerak
-  Berkeringat dingin
DO:
-  Tampak lemah
-  Hipotensi ortostatik
-  ADL di bantu
Volume sekuncup menurun
Suplai oksigen ke jaringan menurun
Vasokontriksi perifer
Perfusi jaringan/otot rangka menurun
Kelemahan/keletihan
Intoleransi aktivitas
3
DS:
Klien mengatakan:
-  Sesak bila berbaring telentang
-  BB meningkat
-  Bengkak pada kaki
-  Frekuensi BAK menurun/< 4x/hari
DO:
- Edema tungkai bawah
-  Distensi vena jugularis
-  Produksi urine < 400 cc/hr
Volume sekuncup menurun


Volume sisa            CO menurun
ventrikel                 ↓
meningkat               Aliran darah
↓                             ke ginjal
Afterload                menurun
meningkat               ↓
↓                             Pelepasan renin
Tekanan atrium       angiotensin
meningkat               ↓
↓                             Konfersi
Tekanan kapiler      angiotensin I
paru meningkat       menjadi
↓                             angiotensin II
Tekanan                  ↓
hidrostatika            Retensi Na +
kapiler                     dan H2O
meningkat,
tekonkotik
vaskuler
menurun
Transudasi ke
dalam cairan
interstitial


Edema interstitial

Kelebihan volume cairan
4
Faktor Risiko:
-  Sesak bila berbaring terlentang
-  Frekuensi nafas > 20 x / mnt
-  Capillary refill time > 3 dtk
-  GDA: Pa O2 menurun
-  Pa CO2 meningkat
Afterload ventrikel meningkat
Beban vena pulmonalis meningkat
Transudasi cairan ke alveoli
Edema paru


H.    RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
1
Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas miokard di tandai dengan:
DS:
Klien mengatakan:
-   Nyeri dada
-   Frekuensi BAK menurun/< 4x/hari
-   Berkeringat dingin
DO:
-   TD: >160/90 mmHg atau < 90/60 mmHg
-   N: > 80 x/mnt
-   Kulit dingin, berkeringat
-   BJ S3, S4
-   Ortopnea
-   Pembesaran hepar
-   Produksi urine < 400 cc/hr
-   Distensi vena jugularis
-   Hasil EKG: takikardia, disritmia
-   Capillary refill time > 3 dtk
T   :    curah jantung adekuat
K  :    -   Vital sign stabil
         -   Haluaran urin meningkat C1-2 cc/kg BB/jam
         -   Frekuensi jantung dan curah jantung dalam batas diterima
I:  1.  Observasi vital sign tiap 4 jam
     2.  Kaji kulit terhadap pucat, sianosis, capillary refill time
     3.  Pantau pengeluaran urine, catat frekuensi/jumlah, konsentrasi urine
     4.  Pertahankan istirahat dengan posisi semi rekumben
     5.  Beri dukungan emosional dengan memberi penjelasan sederhana
     6.  Beri istirahat psikologis dengan lingkungan tenang, menghindari stres, mengurangi stimulasi
     7.  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat diuretic, vasodilator, captopril, morfin sulfat, sedatif, anti koagulan.
     8.  Siapkan alat pacu jantung bila diindikasikan
2
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan di tandai dengan:
DS:
Klien mengatakan:
-   Cepat lelah
-   Berdebar-debar, nyeri dada
-   Pusing bila bergerak
-   Berkeringat dingin
DO:
-   Tampak lemah
-   Hipotensi ortostatik
-   ADL di bantu
T:  Aktivitas dapat ditoleran
K: Dapat berpartisipasi pada aktivitas yang di inginkan/diperlukan
I: 1.  Periksa vital sign sebelum dan segera setelah beraktivitas, khususnya bila klien menggunakan vasodilator, diuretic, penyekat beta
     2.  Catat respons cardio pulmonal terhadap aktivitas
     3.  Kaji penyebab kelemahan misal: pengobatan, nyeri obat
     4.  Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas
     5.  Beri bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi, selingi dengan istirahat
3
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan produksi ADH, retensi natrium dan air di tandai dengan:
DS:
Klien mengatakan:
-   Cepat lelah
-   Berdebar-debar, nyeri dada
-   Pusing bila bergerak
-   Berkeringat dingin
DO:
-   Tampak lemah
-   Hipotensi ortostatik
-   ADL di bantu
T:  Keseimbangan cairan
K: -   Intake: Out put
     -   BB stabil
     -   Efusi pleura tidak ada
     -   Edema (-)
     -   Produksi urine meningkat (1-2 cc/kg BB/jam)
I: 1.  Pantau intake dan output cairan
     2.  Pertahankan tirah baring dengan posisi semi fowler selama fase akut
     3.  Timbang BB setiap hari
     4.  Kaji distensi vena jugular, edema
     5.  Auskultasi bunyi nafas dan frekuensi nafas batuk persisten
     6.  Ubah posisi dengan sering, tinggikan daerah kaki/berikan bantalan
     7.  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat diuretic, trazid
     8.  Pertahankan pemberian cairan/pembatasan natrium sesuai indikasi
     9.  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet rendah garam
4.
Risiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas di tandai dengan:
Faktor Risiko:
-   Sesak bila berbaring terlentang
-   Frekuensi nafas > 20 x / mnt
-   Capillary refill time > 3 dtk
-   GDA: Pa O2 menurun
-   Pa CO2 meningkat
T:  Gangguan pertukaran gas adekuat
K: -   Pernafasan 16-20 x/mnt
     -   GDA/oksimetri dalam batas normal
I: 1.  Auskultasi bunyi nafas, catat krekels, mengi
     2.  Anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam
     3.  Dorong perubahan posisi
     4.  Kolaborasi dengan dokter untuk:
         -   Pemberian O2 sesuai indikasi
         -   Pantau GDA, nadi oksimetri
         -   Beri obat diuretic, bronchodilator.




DEMAM TIFOID

DEFENISI
Demam tifoid adalah penyakit infeksius akut yang menyerang usus halus

ETIOLOGI

-          S. Typhi
-          S. Paratyphi
-          S. Paratyphi. B
-          S. Paratyphi C

MANIFESTASI KLINIK
Dalam minggu pertama penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisis hanya di dapatkan suhu badan meningkat. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor).

KOMPLIKASI

Komplikasi demam tifoid dapat di bagi dalam:
  1. Komplikasi intestinal
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
- Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstra intestinal
- Komplikasi kardiovaskuler: Kegagalan sirkulasi perifer, miokarditis, trombosis, tromboflebitis
- Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia
- Komplikasi paru: Pneumonia, empiema dan pleuritis
- Komplikasi hepar dan kandung empedu: hepatitis dan kolesistitis
- Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, periostisis, spondilitis dan arthritis
- Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, meningitis, polyneuritis perifer.

PENGOBATAN

  1. Perawatan
Pasien harus tirah baring absolut sampai minima 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari
  1. Diet
Pemberian bubur saring yang di maksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus
  1. Obat
-          Kloramfenikol
-          Tramfenikol
-          Ko- trimoksazol
-          Amoksisilin dan ampisilin
-          Sefalosforin generasi ketiga
-          Fluorokinolon

ANALISA DATA

DATA
  1. DS: Klien mengatakan badannya panas
DO: - S: 38 C
-          Wajah tampak kemerahan
-          Kulit teraba hangat
  1. DS: klien mengatakan malas makan
DO: - porsi makan tidak di habiskan
-          klien tampak lemah
  1. DS: Klien mengatakan aktivitas di bantu
DO: - Tampak ADL nya di bantu oleh keluarga
-          klien bedrest
  1. DS: klien mengatakan tidak tahu bagaimana penyakitnya bisa timbul
DO: Klien sering bertanya tentang penyakitnya

ETIOLOGI
Kuman S. Typhi
Masuk melalui minuman dan makanan yang terkontaminasi
Sebagian kuman masuk ke usus halus
Aterjadi infeksi kuman salmonella
Endotoksin
Zat pirogen
Merangsang hipothalamus
Set poin meningkat
Respon menggigil
Reaksi peningkatan suhu tubuh

Mual muntah
Anoreksia
Intake inadekuat


Reaksi peningkatan suhu tubuh
Metabolisme tubuh meningkat
Cadangan energi <
Kelemahan otot


Reaksi peningkatan suhu tubuh
Hospitalisasi
Kurang informasi
Persepsi yang salah satu

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1.      Hipertermi berhubungan dengan infeksi kuman salmonella di tandai dengan:
DS:
DO:
2.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat ditandai dengan
DS:
DO:
3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan:
DS:
DO:
4.      Kurang pengetahuan klien tentang penyakit, prognosis,perawatan dan pengobatan berhubungan dengan informasi tidak adekuat, ditandai dengan:
DS:
DO:

RENCANA KEPERAWATAN

T: Hipertermi teratasi
K: - SB dalam batas normal
-          Wajah tampak rileks
I:
  1. Observasi TTV
  2. anjurkan untuk kompres air hangat
  3. Anjurkan untuk minum banyak (2000-2500 cc)
  4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
  5. kolaborasi pemberian obat antipiretik

T: Nutrisi adekuat
K: - Porsi makan di habiskan
-          Nafsu makan meningkat
I:
  1. Kaji ulang kebiasaan makan klien
  2. Observasi pemasukan diet
  3. Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering
  4. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat dan menarik
  5. lakukan perawatan mulut sebelum makan

T: Toleransi aktivitas
K: Dapat menunjukkan aktivitas secara bertahap
I:
  1. Kaji respon klien terhadap aktivitas
  2. Beri lingkungan tenang dan batasi pengunjung
  3. Ajarkan cara penghemat energi
  4. Bantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari

T: Klien menyatakan pemahamannya tentang penyakit, prognosis, perawatan dan pengobatan
K: Klien mengerti, memahami tentang penyakitnya
I:
  1. Kaji pengetahuan klien mengenai penyakit yang di deritanya
  2. Berikan informasi tentang prosedur dan tujuan tindakan yang diberikan pada pasien
  3. Libatkan keluarga dalam menyusun Tujuan asuhan yang realistik
  4. Berikan umpan balik yang positif

0 komentar:

Posting Komentar